Website ini sedang dalam proses renovasi. Mohon maaf atas ketidaknyamannya. Chat via WhatsApp klik disini.

Pecinta cokelat pasti tidak akan mau ketinggalan info soal cokelat kekinian yang semakin hari semakin bervariasi. Mulai dari asal daerah tumbuhan cokelat tersebut atau variasi rasa dari suatu brand tertentu. Tumbuhan yang dulunya hanya dikonsumsi kaum bangsawan Messo-Amerika Kuno ini tumbuh di dataran rendah beriklim tropis. Indonesia sebagai salah satu negara beriklim tropis tentu menjadi ladang subur bagi tumbuhan ini untuk berkembang. Hhmm, lalu apa istimewanya cokelat sehingga begitu dikenal?

Coklat Pod, asli tanah perkebunan Bali

Coklat Pod, asli tanah perkebunan Bali

Di era yang semakin maju, cokelat tidak hanya dijual secara komersil di toko atau swalayan biasa. Pebisnis baru melihat cokelat sebagai suatu peluang yang baik bagi pasar yang terus bertumbuh. Mereka mengolah cokelat dari mulai biji hingga menjadi bar dengan memperkaya cita rasa dan kualitas produk. Pernah dengar brand Cokelat Monggo dan Cokelat Ndalem dari Jogja? Nah, Bali juga memiliki satu brand cokelat bernama POD CHOCOLATE.

Pod Chocolate adalah salah satu merk produk cokelat yang memiliki pabrik sendiri dan telah berkembang menjadi toko sekaligus cafe yang berlokasi di Jl. Sunset road 89 Kav 3 (Sunset Shop & Cafe), Kuta, Bali, dan juga penyedia jasa tur cokelat. Didirikan oleh seorang berkebangsaan Australia lulusan International College and Hotel Management pada tahun 2010, Pod Chocolate kini menjadi salah satu brand terbesar di Asia Tenggara.

Jatuh cinta pada coklat dan ingin memperbaiki kualitas coklat

Sebagai CEO dan Founder Pod Chocolate, Tobby Garrit tidak pernah tahu bahwa kini hidupnya berkecimpung di dunia cokelat. Bermula dengan pindah ke Bali pada 2001 untuk memulai bisnis travelnya, Garritt ‘mengadu nasib’ di Indonesia. Meski terpaksa menjual perusahaannya pada 2007, Garritt yang sangat fasih berbahasa Indonesia ini menemukan kecintaan baru pada alam Indonesia.

Ia yang menyukai pekerjaan di alam dan hutan beralih pada kegiatan penyelamatan lingkungan, hutan dan lahan terdegradasi. Ia berkeliling Sumatra, Kalimantan, dan Papua dalam melaksanakan misinya. Di Papua, seorang petani cokelat mengejutkannya dengan rasa asli dari biji cokelat ranum yang baru dipetik. Garritt lantas bertanya-tanya bagaimana biji yang rasanya manis kecut itu dapat berubah menjadi cokelat yang sangat enak? Dan mengapa tidak dicoba saja mengolah cokelat langsung dari asalnya?

Dari pertanyaan itulah suami I Gusti Ayu Agung Inda Trimafo Yudha ini kembali ke Bali mencari petani cokelat dan belajar langsung dari mereka. Garrit melihat bahwa dalam proses fermentasi biji cokelat itu petani cokelat sangat terburu-buru, sehingga hasil akhir cokelat tidak legit dan rasa kurang enak. Belum lagi campuran gula yang terlalu banyak membuat cokelat kehilangan esensi rasanya. Dari hasil ekperimennya demi meningkatkan kualitas cokelat petani Bali, lahirlah Pod Chocolate.

Coklat berbentuk gajah dari wisata tour pod chocolate

Coklat berbentuk gajah dari wisata tour pod chocolate. Credit foto: Putu Bali Tour Guide

Wisata tur coklat

Yang belum banyak orang ketahui, Pod Chocolate juga memiliki ‘produk’ menarik selain cokelat batangan. Ia mampu berkembang menjadi cafe dan menyediakan layanan tur ke pabrik pembuatan cokelat mereka sendiri. Wah.. seru sekali 😀 Rupanya, Garritt ingin masyarakat tahu bagaimana perbedaan rasa antara biji cokelat dan cokelat batangan yang sudah jadi. Maka dibuatlah tur ini. Berlokasi di tengah Bali Elephant Camp, pengunjung diajak berwisata dengan ditemani seorang tour guide yang akan mendampingi dalam menjelaskan setiap tahap pembuatan cokelat di Pod Chocolate.

Video dari NET12, ada Tobby Garrit yang tadi saya bilang fasih berbahasa Indonesia itu loh..

Pengunjung bisa loh datang perorangan atau dalam satu grup untuk merasakan sensasi wisata yang sarat pengetahuan tentang coklat ini.

Jika ingin datang dengan keluarga atau rombongan lain yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang, Anda bisa langsung datang dengan membayar biaya tiket masuk Elephant Camp seharga Rp 95.000 per orang. Lalu pilihlah layanan Tur Cokelat dengan biaya Rp 250.000/orang dewasa dan Rp 200.000/orang untuk anak-anak. Eits, tenang.. jika sudah membayar tiket masuk Elephant Camp, maka untuk tur cokelat ada potongan Rp 85.000/orang, jadi tiket masuknya tidak hangus ya. Sementara itu, jika ingin datang dalam grup, maka Anda bisa terlebih dahulu melakukan reservasi di nomor 0361 242 292 dan tidak perlu membayar tiket masuk Camp terlebih dahulu.

Lantas apa saja sih yang bisa kita dapat dengan mengikuti tur cokelat ini? Mulanya, pengunjung akan diajak melihat pohon cokelat dan memanen cokelat ranum. Buah cokelat ranum tersebut dibelah, dan pengunjung dapat mencicipi rasa biji cokelat tersebut. Bagaimana ya rasanya? rupanya sangat manis dan ada asamnya juga.

Tahukah kamu?
Cokelat yang telah diolah dengan tepat mampu menghasilkan rasa luar biasa yang tidak dapat ditebak sebelumnya. Selain itu, cokelat mengandung anti depresan yang ampuh dalam mengatasi stres dan meningkatkan hormon bahagia. Terbukti dengan banyaknya fans garis keras cokelat yang memilih panganan ini menjadi stress relief yang mumpuni.

Biji cokelat ranum yang sudah dipanen, akan dilepaskan kulitnya dengan suatu teknik. Di dalam tur tersebut, pengunjung akan menyaksikan langsung bagaimana pegawai Pod Chocolate melepaskan kulit biji cokelat, kemudian membawanya ke bagian fermentasi. Dalam proses ferementasi, biji cokelat dimasukkan dalam sebuah kotak kayu dan ditutup daun pisang selama 5 hari. Proses ini penting. Jika kurang dari 5 hari, maka rasa cokelat tidak begitu enak. Setelah 5 hari, biji cokelat dicuci lalu dijemur selama 6 hari untuk mengurangi kadar air di dalamya. Barulah kemudian digiling dan disebut cacao nibs. Nibs kemudian digiling untuk menjadi pasta cokelat. Nah, pasta inilah yang kemudian dicampur gula, susu, atau variasi tambahan lain menjadi sebuah adonan bersuhu 60 derajat Celcius.

Wisatawan membuat coklatnya sendiri di wisata tur Pod Chocolate

Wisatawan membuat coklatnya sendiri di wisata tur Pod Chocolate. Credit foto: TripAdvisor

Lantas, adonan tersebut harus didinginkan menjadi 30 derajat Celcius di atas meja batu granit sebelum kemudian dicetak ke cetakan dan dihentak ringan diatas meja agar tidak ada gelembung yang terperangkap dalam cokelat. Bagian terbaik dari tur ini adalah, pengunjung diajak membuat cokelatnya sendiri dalam cetakan berbentuk gajah dan diberi topping sesuai keinginan. Anak-anak pasti sangat menyukai kegiatan ini!

Total perjalanan tur ini adalah 90 menit sampai cokelat yang telah kamu buat sendiri beku dan siap dikemas. Tentu saja cokelat bikinanmu ini bisa dibawa pulang tanpa perlu membayar biaya tambahan. Apalagi, pengunjung juga bisa mencicipi varian cokelat rasa cabe atau rasa rempah-rempah Indonesia lainnya dalam tur coklat. Wah, menurut saya, dengan biaya tur senilai Rp 250.000 per pengunjung sudah banyak mendapat pengalaman dan aktivitas yang worth to try loh 🙂

Tak puas hanya dengan membawa pulang cokelat sendiri, pengunjung juga bisa mengisi perut yang lapar dengan Nasi goreng cokelat atau Gado-Gado Cokelat, dan menghilangkan haus dengan Chocolate milkshake atau Chocolate Ice Cream. Makanan dan minuman ini bisa dibeli di Cafe yang letaknya satu lokasi dengan pabrik pembuatan cokelat. Pokoknya serba coklat!

Gimana? Tertarik untuk mengikuti tur cokelat di Pod Chocolate? Yuk, siapkan diri dan ajak keluarga untuk menikmati sisi lain dari pembuatan cokelat! (Meg)

3 Shouts

  1. […] Baca juga: Pod Chocolate, coklat khas Bali dengan layanan wisata tur cokelat […]

  2. […] Baca juga: Pod Chocolate, coklat khas Bali dengan layanan wisata tur cokelat […]

  3. […] pecinta coklat dimanjakan oleh POD CHOCOLATE dengan mengeluarkan varian selai coklat hazelnut yang diberi nama Junglempire Bali. Selai […]

Please write a shout!